p? f? v?

p? f? v?

sunda pisssaaaannn!

kanggo urang sunda, hayu budayakeun bahasa sunda...kudu bangga jadi orang sunda!

Senin, 13 September 2010

suku sunda

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat. Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia, setelah etnis Jawa. Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam. Namun dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang mempercayai kekuatan-kekuatan supranatural, yang berasal dari kebudayaan animisme dan Hindu.

Dalam urusan-urusan nasional, tidak banyak peran penting yang dimainkan oleh etnis Sunda. Walaupun peristiwa-peristiwa penting sering terjadi di Jawa Barat, namun sedikit sekali dari peristiwa tersebut yang diperankan oleh orang-orang Sunda. Dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara, hanya sedikit orang Sunda yang menjadi pemimpin politik, sastrawan, dan pengusaha. Prestasi yang agak membanggakan adalah banyaknya penyanyi dan artis dari etnis Sunda, yang berkiprah di tingkat nasional

Sabtu, 11 September 2010

situs ciburuy


Lingkungan Alam Fisik
Situs Ciburuy yang terletak di Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, merupakan situs peninggalan jaman Prabu Siliwangi yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Prabu Kian Santang. Pada zaman dahulu tempat ini oleh Prabu Kian Santang digunakan sebagai arena pertarungan dengan jawara-jawara di pulau jawa. Awal mula tempat ini
. dijadikan tempat pertarungan karena pad a suatu hari Prabu Kian Santang menemukan sebuah keris dan beliau mendapat amanat untuk menancapkannya pada sebuah batu sehingga dari batu tersebut keluarlah air, lalu beliau disuruh mengikatkan keris terse but pada sorbannya lalu keris tersebut dihanyutkan hingga keris terse but berhenti. Di tempat keris berhenti tersebutlah Prabu Kian Santang akan mendapatkan lawannya. Pada suatu saat Prabu Kian Santang sedang mengadakan pertarungan di daer9h tersebut tetapi tidak ada satupun lawannya yang dapat mengalahkan Prabu Kian Santang, hingga pada suatu saat datanglah utusan Sayyidina Ali yaitu H. Mustafa untuk melawan Prabu Kian Santang. Akhirnya Prabu Kian Santang dapat dikatahkan. Setelah Prabu Kian Santang dikalahkan, H Mustafa memberikan amanat kepada beliau untuk pergi ke Tanah Suci bertemu dengan Sayidina Ali dan senjata-senjata Prabu Kian Santang ditinggalkan di Ciburuy. Peninggalan sejarah yang terdapat di situs Ciburuy ini antara lain keris, bende (Ionceng yang terbuat dari perunggu), kujang (senjata Prabu Siliwangi), trisula, tombak, dan tulisan jawa kuno yang ditulis Prabu Kian Santang di atas daun nipah dan daun lontar. Masyarakat sekitar seGara rutin mengadakan upacara pencucian keris yang dilaksanakan setiap 1 Muharam. Di kawasan situs Ciburuy juga terdapat larangan berupa pantangan dimana setiap hari jumat dan hari sabtu tidak boleh seorangpun memasuki kawasan Situs Ciburuy.
Adapun batas administrasi dari Situs Ciburuy adalah sebagai berikut:
Utara : Desa Bayongbong dan Desa Ciburuy
Timur : Desa Bayongbong
Selatan : Desa Cinta Nagara
Barat : Desa Cinta Nagara
Somber daya listrik kawasan Situs Ciburuy ini be rasa I dari PLN dengan kapasitas 450 watt dan voltase 220 volt serta distribusi yang baik. Sumber air bersih di kawasan tersebut berasal dari mata air dengan kualitas air yang jemih, rasa air yang tawar dan bau air yang normal. Tidak terdapat alat komunikasi di kawasan Situs Ciburuy ini.
Visabilitas di kawasan situs Ciburuy sedikit terhalang oleh pemukiman penduduk, namun tingkat kebisingan di kawasan tersebut tergolong rendah dan tidak terdapat rambu iklan.
Aktivitas yang bisa dilakukan di objek tersebut yaitu wisata ziarah, penelitian kebudayaan dan melihat benda-benda peninggalan sejarah. Adapun pengunjung yang datang ke kawasan Situs Ciburuy ini antara lain berasal dari Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Bogor dan Garut.
Aspek legalitas dan kebijakan masih dalam proses pengaturan Pemda Kabupaten Garut, begitupun pengelolaannya masih bersifat sementara di bawah pengawasan aparat setempat.

Aspek Khusus
Di kawasan tersebut belum terdapat fasilitas akomodasi, apabila pengunjung ingin bermalam dapat menginap di Pondok Wisata Kondang Sari yang terdapat di Kecamatan Bayongbong dengan jarak 5 km, sedangkan untuk rumah makan berada di Jalan Raya Bayongbong.

Aksesibilitas
Untuk mencapai situs Ciburuy dapat menggunakan berbagai jenis kendaraan baik angkutan umum maupun mobil pribadi dengan kondisi jalan relatif cukup. Namun demikian, angkutan umum dan ojeg hanya mencapai 200 - 300 m sebelum pintu masuk kawasan. Jarak kawasan dari Kabupaten Garut sejauh 12 km.
Biaya yang diperlukan untuk angkutan umum Rp. 1000,- dan ojeg berkisar antara Rp. 5000,- sampai Rp. 7000,-. Waktu tempuh menuju kawasan dari Kota Garut berkisar antara 45 menit, dan waktu tempuh dari jalan akses berupa jalan tanah dapat ditempuh dalam waktu 25 menit.
Panjang jalan akses untuk rnenuju ke Situs Ciburuy ? 2 km dengan lapisan permukaan jalan berupa tanah, dan jarak Situs Ciburuy dari jalan kabupaten adalah ? 4 km dengan lapisan permukaan jalan berupa aspal. Kualitas jalan menuju kawasan dari Kabupaten Garut dalam kondisi cukup baik, sedangkan kondisi jalan akses berupa jalan tanah tergolong tidak baik atau rusak.
Pelayanan kesehatan di kecamatan ini diperoleh dari 1 buah
puskesmas utama dengan 3 orang dokter, 6 orang perawat, dan 5 orang bidan, dan 3 puskesmas pembantu 2 orang perawat. Untuk praktek dokter umum terdapat 4 buah serta 2 apotik.

Acil, "Budaya Sunda Sudah Tertinggal"



JATINANGOR,(GM)-
Peran intelektual saat ini tidak bisa menyajikan sebuah konsep budaya yang bisa membangun Sumedang menjadi besar. Buktinya Sumedang dan Indonesia kalah bersaing dalam pertarungan antar-SDM. Untuk mengatasinya, kaum muda harus mempunyai jawaban berupa konsep masalah budaya.

"Masyarakat Sunda harus menjadi orang pribumi yang mempunyai konsep kesundaan sebagai landasan gerakan kesundaan. Budaya Sunda kini sudah tertinggal. Alasannya tak punya konsep kesundaan," jelas Acil Bimbo dalam diskusi "Menjadikan Budaya sebagai Fondasi dan Potensi Bangsa" di Saung Bambu Cikeruh, Jatinanggor, Kab. Sumedang, Minggu (29/8).

Menurut Acil, banyak cara yang bisa ditempuh untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan. Salah satunya menanamkan kecintaan pada seni budaya Sunda sejak usia dini.

Acara yang digagas Pengurus Daerah Generasi Bangkit (PD GB) Kab. Sumedang sekaligus buka bersama tersebut, selain menghadirkan Acil Bimbo, juga sejumlah pembicara yang merupakan tokoh Sunda. Di antaranya Tjetje Hidayat Padmadinata, Herman (Ketua Tim Akselerasi Sumedang Puseur Budaya Sunda), dan Achmad Wiraatmaja (Pemangku Adat Yayasan Pangeran Sumedang).

Diskusi tersebut memunculkan pula sejumlah pandangan kritis perihal pemaknaan kata "puseur" pada Kab. Sumedang yang dikhawatirkan akan menimbulkan respons dan reaksi dari sejumlah daerah lainnya.

Dalam uraiannya Tjetje mengatakan, pencanangan Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) bukan berarti akan membuat Sumedang sebagai satu-satunya puseur budaya Sunda. Ia bahkan percaya tidak akan ada resistensi terhadap SPBS karena Sumedang hanya salah satu dari puseur budaya Sunda yang juga ada di daerah lainnya.

Budaya selalu diidentifikasi lewat suatu wilayah administrasi politik. Akibatnya, kerap muncul kecemasan akan menimbulkan reaksi dari wilayah-wilayah lainnya yang juga merasa memiliki hak atas budaya tersebut.

Terlebih ketika suatu wilayah administrasi politik, mengidentifikasi wilayahnya sebagai puseur (pusat jati diri suatu budaya). Dengan demikian mudah diduga, identifikasi itu terkesan menjadi semacam klaim yang memosisikan daerah-daerah lain sebagai wilayah pinggiran di hadapan puseur budaya tersebut.